Pengertian dan Proses Hydrotest (Hydrostatic Test)

Dalam industri teknik dan konstruksi, memastikan integritas dan keamanan sistem pipa adalah hal yang sangat penting. Salah satu metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan ini adalah dengan melakukan hydrotest, atau hydrostatic test.

Hydrotest merupakan prosedur penting yang digunakan untuk menguji kekuatan dan kedapnya sistem pipaan dengan menggunakan tekanan cairan.

Artikel ini akan memandu Anda melalui langkah-langkah penting dalam melaksanakan hydrostatic test, termasuk urutan pelaksanaan, poin-poin yang harus dicatat menurut ASME B31.3, serta panduan penting yang harus dilakukan selama eksekusi tes.

Mari kita mulai dengan membahas dasar-dasar hydrotest dan mengapa tes ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses perawatan dan pengujian sistem pipa.

Apa Itu Hydrostatic Test?

Hydrotest, atau hydrostatic test, adalah metode pengujian yang dilakukan dengan cara mengisi sistem perpipaan dengan cairan (biasanya air) di bawah tekanan tinggi untuk menguji kekuatan dan ketahanan pipa beserta sambungannya.

Tujuan utama hydrotest adalah untuk memastikan bahwa pipa dan sambungannya mampu menahan tekanan yang ditentukan tanpa mengalami kebocoran atau kerusakan selama operasional normal.

pengertian-dan-proses-hydrotest
Gambar: https://blog.thepipingmart.com

Manfaat Hydrostatic Test

Hydrotest sangat berguna untuk memastikan integritas dan kinerja sistem perpipaan. Berikut adalah beberapa fungsi utama dan manfaatnya:

  • Deteksi Kebocoran: Uji hidrostatik membantu mendeteksi kebocoran kecil yang mungkin tidak terlihat secara kasat mata.
  • Memastikan Kekuatan: Uji ini memastikan bahwa pipa dapat menahan tekanan operasi maksimum yang ditentukan tanpa mengalami kegagalan.
  • Keamanan Operasional: Dengan melakukan uji hidrostatik, resiko kecelakaan akibat kebocoran atau ledakan pipa dapat diminimalisir.

Perbedaan Hydrostatic dengan Pneumatic Test

Hydrotest dan pneumatic test adalah dua jenis uji tekanan yang digunakan untuk memeriksa integritas pipa, bejana tekan, dan sistem lainnya yang beroperasi dengan tekanan. Namun ada beberapa perbedaan diantara kedua jenis uji tekanan ini.

  1. Jenis Fluida: Hydrotest menggunakan air atau cairan lain dengan tekanan uji, biasanya 1.5 kali tekanan operasi maksimum (Maximum Allowable Working Pressure - MAWP), sedangkan pneumatic test menggunakan gas misalnya udara atau nitrogen dengan tekanan uji sedikit di atas MAWP, biasanya 1.1 hingga 1.25 kali.
  2. Potensi dan Resiko: Hydrotest lebih aman karena cairan tidak dapat dimampatkan, sehingga resiko ledakan lebih rendah dan kebocoran lebih mudah dideteksi. Sebaliknya, pneumatic test memiliki resiko lebih tinggi karena gas dapat dimampatkan, dan deteksi kebocoran gas juga lebih sulit, sehingga jika terjadi kebocoran atau kegagalan bisa menyebabkan ledakan serius.
  3. Aplikasi: Hydrotest umumnya diterapkan pada pipa dan bejana tekan yang berada di lingkungan terbuka atau yang telah terpasang di tempatnya. Sedangkan pneumatic test lebih cocok untuk komponen yang tidak bisa diisi dengan cairan, atau jika pengeringan cairan sangat sulit dilakukan setelah selesai pengujian.

Proses Pelaksanaan Hydrostatic Test

Proses pelaksanaan ini bisa berbeda-beda tergantung pada spesifikasi dan standar yang berlaku. Namun secara umum, berikut adalah langkah-langkah dalam pelaksanaan hydrostatic test (hydrotest) pada pipa:

  1. Pasang flange dan blind flange di ujung pipa yang akan dilakukan hydrotest.
  2. Pasang saluran pengisian air (sebaiknya dekat dengan pompa air yang ada) dan juga pasang saluran koneksi kecil untuk LPD (low point drain), HPV (high point vent), dan instrumen lainnya.
  3. Selesaikan punch list (daftar pemeriksaan) di sepanjang pipa untuk kelengkapan semua komponen dan peralatan.
  4. Isi pipa dengan air menggunakan pompa air atau cara manual, buka katup ventilasi untuk memastikan tidak ada udara yang terperangkap di sepanjang pipa.
  5. Pasang tanda peringatan di sepanjang pipa yang sedang diuji hidrostatik (sebagai area terbatas selama kegiatan berlangsung), untuk mencegah orang mendekati area pipa yang diuji.
  6. Pastikan peralatan dan alat hydrotest (dead weight tester – DWT, pressure gauge, temperature gauge, pressure recorder, temperature recorder, pressure pump) sudah dikalibrasi dan diperiksa.
  7. Mulai hydrotest dengan tekanan pompa, dan jika terdeteksi ada penurunan di pressure gauge (atau pressure recorder) lakukan pemeriksaan untuk mengetahui posisi kebocoran di sepanjang pipa, kemudian lakukan perbaikan.
  8. Catat tekanan, suhu, dan lainnya. Jika hydrotest berhasil, buat laporan sebagai dokumentasi dan evaluasi selanjutnya.

Note: Pada poin 7, biasanya diberi tekanan hingga setengah dari test prssure (misalnya test pressure-nya 22 barg maka diberi tekanan sekitar 12 barg), dan ditahan sekitar 30 menit. Kemudian dilanjutkan lagi sampai 22 barg, dan ditahan hingga 2 jam. Selanjutnya di-depress hingga setengah, ditahan 30 menit, dan dilanjutkan lagi sampai 0 barg. Lihat diagram hydrotest di sini:

Rekaman Uji Tekanan (Pressure Test Record)

Sebagai persyaratan minimum sesuai dengan ASME B31.3 – Process Piping (baca juga: daftar standar ASME, ASTM dan API), catatan pengujian (record) harus dibuat setiap kali melakukan hydrotest. Catatan tersebut minimal harus mencakup: 

  1. Date of Test: Tanggal saat pressure leak test dilakukan.
  2. Identification of Piping System Tested: Identifikasi sistem pipa yang diuji, termasuk nomor atau kode yang relevan untuk memastikan sistem yang tepat.
  3. Test Fluid: Jenis cairan yang digunakan untuk uji tekanan, seperti air (untuk hidrostatik) atau gas/udara (untuk pneumatik).
  4. Test Pressure: Tekanan yang diterapkan selama uji untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar yang berlaku.
  5. Certification of Results by Examiner: Hasil uji harus disertifikasi oleh pemeriksa yang kompeten untuk memastikan validitas dan akurasi tes.

Sedangkan laporan lengkap hasil pengujian bisa mencakup informasi, seperti: tanggal tes, nomor proyek, nomor pekerjaan, durasi hydrotest, catatan pressure gauge, sertifikat kalibrasi instrumen, tag number atau nomor spool, media uji, tekanan, suhu, dan lain-lain. Lihat contoh form Pressure Test Record di sini:

Panduan Penting dalam Melakukan Hydrostatic Test

Berikut beberapa hal penting yang perlu Anda lakukan:

  • Pastikan tidak ada udara terjebak (air trap) sepanjang pipa, karena keberadaan udara dapat menghambat perubahan tekanan yang signifikan.
  • Lakukan metode “flange management” untuk mengencangkan semua baut di setiap sambungan flanges guna menghindari kebocoran atau rembesan air pada sambungan flanges.
  • Pasang “whip-lock” pada setiap penggunaan selang sebagai alat penahan untuk mencegah kemungkinan selang lepas tak terkendali.
  • Range tekanan pada Pressure Gauge (PG) yang digunakan harus 1.5 ÷ 4 MAWP (design pressure).
  • Gunakan Dead Weight Tester (DWT) karena lebih valid dalam mencatat pengukuran tekanan dibandingkan dengan record dari Barton chart maupun Pressure Gauge (PG-1 dan PG-2). Ini penting mengingat perubahan cuaca yang tidak stabil selama uji tekanan.
  • Apabila ada valve yang harus terhubung selama uji, seperti valve pada Condensate Drain Pot (CDP), jangan menutup sepenuhnya karena dapat merusak stem valve akibat tekanan hydrotest. Pastikan valve tetap terbuka sepenuhnya dan pasang plug atau blind flanges pada ujungnya.

Kesimpulan

Hydrotest adalah sebuah metode penting untuk memastikan integritas dan keamanan sistem perpipaan sebelum digunakan secara operasional. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan. Pertama, memahami definisi dan tujuan hydrotest sangatlah penting untuk memastikan tes dilakukan dengan benar. Selanjutnya, mengacu pada standar internasional seperti ASME B31.3 dan mematuhi regulasi pemerintah setempat memastikan bahwa tes ini sesuai dengan persyaratan keselamatan dan kualitas yang berlaku.

Pemilihan jenis tes yang tepat harus didasarkan pada faktor-faktor penentu tertentu yang relevan dengan kondisi spesifik sistem perpipaan. Langkah-langkah dalam melakukan hydrostatic test harus diikuti dengan cermat untuk menghindari kesalahan dan memastikan hasil yang akurat. Selain itu, pencatatan tes yang detail dan lengkap sesuai dengan persyaratan minimum adalah bagian krusial dalam proses ini.

Panduan penting dalam melakukan hydrotest membantu memastikan bahwa semua prosedur dan persyaratan terpenuhi, sehingga integritas dan keamanan sistem perpipaan dapat dijamin. Dengan mengikuti semua aspek tersebut, pelaksanaan hydrotest akan lebih efektif dan hasilnya dapat dipercaya.

LihatTutupKomentar
Cancel