Pengertian Soft Foot serta Pengaruhnya pada Komponen Pompa
Apa sebenarnya softfoot itu sehingga menjadi masalah serius yang perlu mendapat perhatian khusus pada proses alignment dan instalasi komponen pompa.
Proses alignment adalah bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan inspeksi suatu pompa. Setelah pompa di assembly, maka poros pompa dan poros penggeraknya harus di-alignment yang bertujuan untuk menyebariskan atau menjadikan lurus kedua poros tersebut.
Secara teori proses alignment pompa adalah pekerjaan yang mudah dan sederhana. Tetapi kenyataan dalam aplikasinya pekerjaan ini menjadi sulit disebabkan adanya masalah pada struktur mesin. Masalah tersebut penyebabnya antara lain softfoot, piping strain, bearing over-clearance, dan lain-lain. Semua masalah tersebut menjadikan proses alignment yang seharusnya mudah dan sederhana menjadi pekerjaan yang sulit dan berdurasi lama, serta mempengaruhi fisik dan pikiran pekerja.
Baca juga: Metode dan Peralatan untuk Alignment
Pengertian Soft Foot pada Motor
Ketika mesin ditempatkan pada fondasinya, ada kemungkinan salah satu atau lebih kaki mesin tersebut tidak kontak atau bersinggungan dengan baik dengan fondasinya. Buruknya interface kaki mesin dengan fondasi ditandai dengan adanya gap atau celah di antara keduanya. Fenomena ini biasanya disebut softfoot (Skeirik, 1997).
Gambar ilustrasi di atas menunjukan salah satu jenis softfoot pada motor induksi. Softfoot yang ditunjukan pada gambar tersebut disebabkan salah satu kaki motor lebih pendek dari ketiga kaki lainnya. Pada kaki yang lebih pendek tersebut terdapat celah/gap antara kaki dan pondasi. Kondisi seperti ini menyebabkan bobot motor hanya ditumpu oleh ketiga kaki lainnya.
Jenis-jenis Soft foot dan Penyebabnya
Soft foot dapat terjadi dalam berbagai cara dan berbagai penyebab, yaitu:
1. Parellel Air Gap
Terdapat gap parallel antara kaki mesin dengan baseplate atau fondasi seperti yang ditunjukan pada gambar di atas.Penyebab softfoot jenis ini antara lain terdapat salah satu kaki mesin yang lebih pendek dari kaki mesin lainnya.Pendeknya salah satu kaki mesin mengakibatkan bobot mesin hanya ditumpu ketiga kaki lainnya, sehingga terdapat parallel gap atau celah parallel antara kaki mesin dengan baseplate atau fondasi.
Penyebab lainnya adalah ketidakrataan fondasi atau baseplate tempat berdirinya mesin. Walaupun pada awal pemasangan mesin di baseplate atau fondasinya telah dilakukan leveling, namun karena faktor usia level fondasi atau level baseplate dapat berubah.Baseplate yang terbuat dari metal dapat berubah levelnya karena pengaruh korosi. Kesalahan memasang shim dengan tebal tertentu di salah satu kaki mesin, juga dapat menyebabkan parallel air gap.
2. Angled Softfoot
Terdapat gap atau celah yang membentuk sudut antara kaki mesin dengan baseplate. Gap tersebut dibentuk oleh permukaan bagian bawah kaki mesin yang tidak rata sehingga terciptalah sudut dengan besar tertentu. Bila kita ukur dengan menggunakan feeler gauge, maka terdapat gap dengan besar yang berbeda-beda. Untuk memperbaiki jenis angled softfoot ini yaitu dengan menambah shim dengan tebal tertentu sesuai besar gap yang terukur. Penyebab angled softfoot antara lain kaki mesin yang bengkok atau baseplate yang tidak rata.
3. Squishy Foot
Squishy foot terjadi disebabkan beberapa faktor, antara lain jumlah shim yang terlalu banyak, adanya kotoran, grease, cat, shim yang melengkung (Robertson, 2003). Jumlah shim yang terlalu banyak menimbulan efek pegas. Shim yang ditambahkan untuk keperluan alignment haruslah berusaha sekecil mungkin, antara 5 sampai 6 shim. Apabila diperlukan tebal shim yang besar, maka shim dapat digantikan dengan plat. Dan untuk mencegah squishy foot akibat kotoran, maka pada saat alignment permukaan kaki, shim dan permukaan baseplate haruslah dibersihkan terlebih dahulu.
4. Induced Softfoot
Induced softfoot disebabkan adanya gaya luar yang menarik mesin ke satu arah tertentu. Gaya tersebut berasal dari sambungan perpipaaan yang menempel pada suatu mesin. Misal pipa untuk sistem pelumasan, pipa suction dan pipa discharge pada pompa. Pada saat proses alignment, sambungan perpipaan haruslah dikendurkan terlebih dahulu untuk mencegah induced softfoot.
Dampak Negatif Soft Foot pada Motor dan Komponen Pompa
Dampak dari softfoot jelas sangat berpengaruh pada motor dan komponen pompa lainnya.Berikut dampak-dampak negatif dikarenakan softfoot :
1. Softfoot memperpanjang durasi alignment.
Dalam proses alignment, teknisi merubah posisi moveable mesin berdasarkan hasil perhitungan untuk mencapai target alignment. Jumlah shim yang ditambah atau dikurangi dihitung berdasarkan suatu rumus. Ini juga berlaku dalam pergeseran posisi mesin untuk mencapai target aksial ataupun radial yang diinginkan. Dengan adanya softfoot maka pada saaat pengencangan foot bolt, terjadi pergeseran moveble mesin ke suatu arah tertentu yang menyebabkan garis sumbu (centerline) poros akan bergerak dan berubah posisinya kearah tertentu (Soemarno, 2008). Hal ini tentu saja merubah hasil alignment arah radial maupun aksial, sehingga proses alignment harus diulang lagi.
2. Softfoot menyebabkan kegagalan premature pada bearing dan seal.
Pada gambar di atas, akibat softfoot yang terdapat di kaki depan motor induksi mengakibatkan frame motor terdeformasi (machine frame distortion), sehingga bearing housing yang satu dengan lainnnya dalam kondisi misalignment. Akibat dari bearing yang misalignment adalah pre-load pada bearing. Sehingga secara tak langsung softfoot mengakibatkan beban radial pada bearing meningkat (pre-load bearing). Pre-load menyebabkan gesekan pada bearing dan seal yang mengarah pada kegagalan premature pada bearing dan seal (Hamernick, 2006). Selain penyebab kegagalan premature pada bearing dan seal, konsumsi daya motor penggerak pun meningkat. Ini mengakibatkan efiseinsi turun.
3. Softfoot mengakibatkan vibrasi tinggi dan fatigue pada poros.
Misalignment antar bearing seperti yang ditunjukan gambar di atas mengakibatkan poros terdefleksi. Ketika poros berputar menimbulkan vibrasi karena besarnya defleksi total poros sebesar dua kali dari defleksi saat posisi poros diam. Dalam satu putaran poros mengalami dua kali defleksi, sehingga dalam 1 rpm poros terdefleksi 2 kali. Bila putaran mesin adalah 1800 rpm dan beroperasi selama 24 jam maka poros mengalami 5.184.000 kali defleksi. Defleksi poros yang terjadi sebanyak ini dan bolak-balik mengakibatkan poros mengalami fatigue dan juga menyebabkan vibrasi yang besar (Hamernick, 2006). Menurut penelitian softfoot juga dapat menaikan level vibrasi sampai sepuluh kali lipat (Skeirik, 1997).
Proses Pemeriksaan dan Perbaikan Soft Foot
Proses ini dapat dilakukan dengan 3 (tiga) metode, yaitu:
- 1. Dynamic Detection.
Dynamic detection adalah proses pemeriksaan dan perbaikan softfoot pada saat mesin beroperasi sehingga metode ini dapat dilaksanakan kapan saja tanpa menggangu proses produksi. Akan tetapi kelemahannya adalah metode ini menggunakan analisa vibrasi yang dalam sehingga rumit dan time-consuming. Selain itu dynamic detection juga beresiko karena pada pelaksanaannya footbolt mesin dikendurkan pada saat mesin beroperasi.
- 2. Static detection menggunakan dial indicator dan feeler gauge.
Static detection adalah proses pemeriksaan dan perbaikan softfoot pada saat mesin tidak beroperasi sehingga aman dan tidak beresiko. Pemeriksaan dan perbaikan softfoot ini juga mudah dilakukan, cepat dan juga efektif. Dari segi peralatan yang digunakan hanya menggunakan dial indicator dan feeler gauge.
- 3. Static detection menggunakan laser alignment system
Pemeriksaan dan perbaikan softfoot juga dapat mengunakan laser alignment system. Kelebihan penggunaan alat ini adalah terdapat sensor dengan resolusi yang tinggi sehingga memberikan pendeteksian yang akurat. Pada alat ini juga terdapat fitur recording nilai pergeseran poros mesin ketika footbolt dikendurkan. Dan alat ini dapat mendiagnosa masalah dan memberikan solusinya. Namun diperlukan operator khusus untuk mengoperasikan laser alignment system dan alat yang dibutuhkan pun sangatlah mahal.